Contact Person : twitter @sippyong | facebook : https://www.facebook.com/sipakipanda | Terimakasih sudah mengunjungi Blog saya :)

Selasa, 07 April 2015

Ilmu Budaya Dasar

Nama : Shifa Nadia
NPM : 1A114232
Kelas : 1KA13


Ilmu Budaya Dasar

A. Latar Belakang Masalah.


     Dilihat dari segi kebudayaan , pembangunan tidak lain adalah usaha sadar sadar untuk menciptakan kondisi hidup manusia yg lebih baik . Menciptakan lingkungan hidup yg lebih serasi . Menciptakan kemudahan atau fasilitas agar kehidupan itu lebih nikmat . Pembangunan adalah suatu intervensi manusia terhadap alam lingkungannya , baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial budaya .
     Pembangunan membawa perubahan dalam diri manusia , masyarakat dan lingkungan sekitarnya/budayanya .Budaya dalam hal ini berperan penting dalam pembangunan suatu bangsa karena membangun watak dan kepribadiannya yg lebih serasi dengan tantangan zamannya .

ada tiga masalah yg berkaitan pada masa kini :

1. Suatu kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari suku bangsa serta latar belakang sosio-budaya yg berbeda.Oleh karena itu , diperlukan sikap yg mampu mengatasi ikatan-ikatan primordial (kesukuan ,kedaerahan).
2. Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyrakat terjadi pergeseran sistem nilai budaya , menimbulkan mobilitas sosial ,
3. Kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi massa dan transportasi yg membawa pengaruh terhadap intensitas kontak budaya antar suku mauppun dengan kebudayaan dari luar .

    Untuk itulah , kepada lulusan Perguruan Tinggi perlu dibekali pengetahuan yg dapat mengembangkan kepribadiannya dan agar memiliki sikap hidup yg halus dan terbuka .

B. IBD sebagai komponen Mata Kuliah Dasaar Umum
         Mengapa IBD sebagai MKDU yang pada akhirnya menghasilkan warga negara sarjana yg berkualifikasi sbg berikut :

1. Berjiwa pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencermikan pengalaman nilai-nilai pancasila dan memiliki integritas kepribadian yg tinggi , yg mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
2. Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa mksdnya memiliki ras tenggang ras antar pemeluknya .
3.Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral didalam meyikapi permasalah kehidupan baik sosial , ekonomi ,politik, kebudayaan ,maupun pertahanan keamanan .

C. Pengertian Ilmu Budaya Dasar .
   Istilah IBD dikembangkan di Indonesia.sebagai pengganti Humanitiesm / The Humanities yg artinya manusia , berbudaya dan halus .
   Jadi , Ilmu Budaya dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengertian umum tentang konsep -konsep yg dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan .

* Menurut Prof . Dr . Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan dikelompokkan menjadi 3 besar . NAH !! ?? Dimana letak IBD mari kita perjelas satu per satu :

1. Ilmu - ilmu alamiah ( natural science ).
   Bertujuan untuk mengetahui keteraturan-keteraturan yg terdapat dalam alam semesta . Yang termasuk kelompok ilmu -ilmu alamiah : fisika , kimia , astronomi , dll

2. Ilmu -ilmu sosial(social science)
   Ilmu -ilmu yg bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yg terdapat dalam hubungan -hubungan manusia .Yang termasuk kelompok ilmu - ilmu sosial : sosoiologi , politik , demografi ,psikologi , dll

3. Pengetahuan Budaya (the humanities )
     Untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yg bersifat manusiawi . Contoh ilmu didalamnya : IBD.


D. Tujuan IBD
        Berdasar dari pengertian ataupun latar belakang diatas tujuan mata kuliah IBD adalah untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran , khusus nya berkenaan dengan kebudayaan , agar daya tangkap ,persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat menjadi lebih halus .

E. Ruang lingkup IBD
     Berikut ruang lingkup IBD :
1. Hakekat manusia yg satu atau universal ,akan tetapi yg beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat .Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam , sosial dan budaya , manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan ,akan tetapi juga ketidak seragaman yg diungkapkan secara tidak seragam ,sebagaimana yg terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan ,pikiran dan perasaan ,tingkah laku dan hasil kelakuannya.
2. Berbagai aspek kehidupan yg seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yg dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities),baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya ,maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya .

      Rumusan masalah -masalah diatas yg akan dikaji dalam IBD diformulasikan kedalam suatu tema ,yaitu manusia sbg mahluk budaya .Tema ini dikembangkan lebih lanjut menjdai 8 pokok bahasan dan sub pokok bahasan ,yaitu :

1. Manusia dan cinta kasih :

  • kasih sayang
  • kemesraan
  • pemujaan
2. Manusia dan keindahan :

  • renungan
  • kehalusan
  • keserasian
3. Manusia dan penderitaan :

  • rasa sakit
  • kesyahidan
  • siksaan
  • kesengsaraan
  • neraka
4. Manusia dan keadilan :

  • kejujuran
  • pemulihan nama baik
  • pembalasan

5. Manusia dan pandangan hidup

  • cita-cita
  • kebajikan
6. Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian :

  • kesadaran
  • pengorbanan
7. Manusia dna kegelisahan :
  • keterasingan
  • kesepian
  • ketidakpastian
8. Manusia dan harapan
  • kepercayaan
  • harapan.

IBD sebagai salah satu MKDU

A. Pengertian Ilmu Budaya Dasar .

   Istilah IBD dikembangkan di Indonesia.sebagai pengganti Humanitiesm / The Humanities yg artinya manusia , berbudaya dan halus .
   Jadi , Ilmu Budaya dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengertian umum tentang konsep -konsep yg dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan .

* Menurut Prof . Dr . Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan dikelompokkan menjadi 3 besar . NAH !! ?? Dimana letak IBD mari kita perjelas satu per satu :

1. Ilmu - ilmu alamiah ( natural science ).
   Bertujuan untuk mengetahui keteraturan-keteraturan yg terdapat dalam alam semesta . Yang termasuk kelompok ilmu -ilmu alamiah : fisika , kimia , astronomi , dll

2. Ilmu -ilmu sosial(social science)
   Ilmu -ilmu yg bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yg terdapat dalam hubungan -hubungan manusia .Yang termasuk kelompok ilmu - ilmu sosial : sosoiologi , politik , demografi ,psikologi , dll

3. Pengetahuan Budaya (the humanities )
     Untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yg bersifat manusiawi . Contoh ilmu didalamnya : IBD.


B. Tujuan IBD
        Berdasar dari pengertian ataupun latar belakang diatas tujuan mata kuliah IBD adalah untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran , khusus nya berkenaan dengan kebudayaan , agar daya tangkap ,persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat menjadi lebih halus.

C. Ilmu pengetahuan sosial /social studies

      Merupakan pengetahuan yang mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat .

* Perbedaan IBD Dan IPS :

1. IBD diberikan pada tingkat perguruan tinggi sedangkan IPS diberikan pada tingkat pendidikan dasar serta tingkat pendidikan lanjutan pertama sampai menengah atas.
2. IBD merupakan matakuliah tunggal artinya tifak memiliki kelompok mata pelajaran sedangkan IPS adalah kelompok dari sejumlah mata pelajaran : sosiologi ,ekonomi ,geografi ,sejarah ,dll.
3. IBD bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan ,sedangkan IPS bertujuan untuk pembentukan pengetahuan dan keterampilan intelektual .


* Persamaan IBD Dan IPS :
1. Merupakan bahan studi untuk kepentingan program pendidikan atau pengajaran .
2. Bukan merupakan disiplin ilmu yg berdiri sendiri.
3. Mempunyai materi yg terdiri dari kenyataan sosial dan permasalahan sosial .

D. Golongan bahan pelajaran IPS :
1. Kenyataan -kenyataan sosial yg ada dalam masyarakat yg secara bersama -sama merupakan masalah sosial tertentu.
2. Konsep -konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi pd konsep dasar /elementer saja yg sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial dibahas dalam IPS .
3. Masalah-masalah sosial yg timbul dalam masyarakat biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan -kenyataan sosial antara yg sati dengan yg lainnya saling berkaitan .

====================================

2.Manusia dan Kebudayaan

A.Manusia
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu keterkaitan yg tidak bisa dipisahkan .Keterkaitannya adalah manusia menciptakan budaya itu sendiri ,sedangkan budaya diciptakan oleh manusianya .
Sedangkan arti manusia itu sendiri adalah partikel -partikel atom yg mebentuk jaringan sistem (ilmu kimia) , Manusia merupakan mahluk sosial (ilmu ekonomi),begitupun juga selanjutnya masih banyak di google heheheh .

*dari definisi tersebut ada emlat unsur yg membangun manusia:
1. Jasad.
2. Hayat .
3. Ruh .
4.nafs (kesadaran diri ).

B. HAKIKAT MANUSIA
Pada dasarnya hakikat manusia sebebagai mahluk ciptaan tuhan yg sempurna terdapat dalam quran atau kitab lainnya bahwa manusia harus baik sesama mahluk lainnya , tolong menolong ,hidup saling berdampingan satu sama lain ,dll .


C. Kepribadian Bangsa Timur
Kita di Indonesia termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang–orang dari wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak individualistis dan saling tolong menolong satu sama lain. Meskipun begitu, kebanyakan bangsa Timur masih tertinggal oleh bangsa Barat dan Timur Tengah.


Dalam ilmu psikologi yang notabanenya berasal dari Barat, banyak mengembangkan konsep-konsep dan teori mengenai aneka warna isi jiwa, serta metode dan alat untuk menganalisis dan mengukur secara detail tentang variasi jiwa individu. Tetapi, tidak terlepas dari itu semua, konsep-konsep tersebut masih kurang mengembangkan suatu konsep yang berkaitan dengan jiwa individu dan lingkungan sosial budaya.


Oleh karena itu, Francis L.K Hsu seorang sarjana Amerika keturunan Cina, mengembangkan suatu konsepsi tentang jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya, yang ia sebut sebagai Bagan Psiko-Sosiogram Manusia atau delapan daerah seperti lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.


Keterangan:
Nomor 7 dan 6 disebut sebagai daerah tak sadar dan sub sadar. Tak sadar karena memang sudah tertanam jauh di dalam diri manusia dan tak mampu disadari bahkan oleh manusia itu sendiri. Sub sadar karena sewaktu–waktu unsur–unsur yang sudah tertanam bisa meledak keluar lagi dan mengganggu kebiasaan sehari–hari.


Nomor 5 disebut kesadaran yang tidak dinyatakan. Maksudnya pikiran – pikiran dan gagasan yang ada disimpan sendiri oleh manusia tersebut dan tidak ada seorang lain pun yang dapat mengetahuinya. Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan. kebalikan dari nomor 5, ini berarti manusia mengungkapkan kepada orang lain apa yang ada di pikirannya seperti perasaan, pengetahuan dan sebagainya.

Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib. Di sini manusia memiliki seseorang atau sesuatu yang dianggap bisa menjadi curahan hati dan tempat untuk meminta bantuan. Tidak selalu manusia yang lain juga melainkan benda, atau makhluk hidup lain pun bisa berada pada lingkaran ini. Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna. Bisa dianalogikan hubungan antara murid dengan guru, pedagang dan pembeli.

Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh yang berarti pikiran dan gagasan manusia tentang berbagai macam hal. Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar yang berarti tentang pendapat dan pikiran seseorang tentang dunia atau daerah yang belum pernah dikunjungi atau dijumpai.


D. Definisi kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya yg berarti hal-hal yg berkaitan dengan budi dan akal manusia .Secara jelasnya adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi gagasan yg terdapat dalam pikiran manusia didalamnya.kebudayaan jg bersifat abstrak ,maksudnya bisa dirasakan manfaatnya .Contoh kebudayaan dlm bentuk tarian , bahasa ,lagu dll.
E. UNSUR KEBUDAYAAN
Menurut C.KLUCKHOHN dari karyanya yg berjudul universal categories of culture ,yg mengemukakan bahwa ada 7unsur kebudayaan :
1. Sistem religi .
2. Sistem organisasi dan kemasyarkatan .
3. Sistem pengetahuan .
4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi .
5. Sistem teknologi dan peralatan.
6. Bahasa
7. Kesenian.


F. Wujud dan Komponen Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Kebudayaan yang muncul dan hidup karena adanya gagasan – gagasan baru, konsep yang matang serta buah dari pikiran yang kreatif. Wujudnya dapat ditemukan dalam sebuah buku – buku, arsip dan sebagainya.

Kompleks aktivitas
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia sehari – hari umumnya dilakukan dengan menggunakan benda sebagai sarana dan prasarana. Dari situ lahir kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret, bisa bergerak maupun tidak.
G. Manusia Indonesia dan Kebudayaan
Manusia Indonesia dalam hal kebudayaan saat ini mengalami berbagai rintangan dan halangan untuk menerima serbuan kebudayaan asing yang masuk lewat Globalisasi (perluasan cara-cara sosial melalui antar benua). Dalam hal ini teknlogi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonedia turut merobah cara kebudayaan Indonesia tersebut, baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke Barat-baratan (westernisasi), yang menyebabkan terkendala dalam memajukan kebudayaannya sendiri

==============================================

3. Konsepsi IBD Dalam Kesusastraan

3.1 Pendekatan Kesusastraan.
Sebelum masuk pembahasan mari kita ketahui arti dari satra itu sendiri / seni itu apa .

* Sastra adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat .
* Seni adlah suatu kegiatan dimana kita mencoba menuangkan ide dan gagasan kita ke dalam sebuah karya agar orang lain dapat merassakan ide tsb.
      Nah , udah pada tau kan artinya sekarang , nah apasih perannya terhadap IBD ??. Didalam sastra salah satu bentuk nya adalah puisi .Puisi itu akan dipakai sebagai media dan sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema - tema pokok bahas yang terdapat dalam IBD .
     Hubungan intinya adalah satra / seni dialamnya membuat pencerahan atas konflik mengenai konsep-konsep kehidupan dan budaya manusia dengan membawa nilai estetis yang baik dan menimbulkan keserasian bersama.

3.2 IBD Dihubungkan Dengan Prosa.
*Jenis - jenis prosa :
1. Menurut isinya :
 a. Prosa fiksi (imajinatif).
 b. Prosa non fiksi (faktual).

2. Menurut jenisnya :
 a. Prosa lama (nama pengarang tidak tahu )
 b. Prosa baru (nama pengarang dicantumkan ).

Berikut pengertian prosa fiksi
       Prosa fiksi adalah prosa yang terbentuk karangan / khayalan yg dibuat oleh pengarangnya .Isi cerita yang dibuat tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta yg terjadi.Prosa fiksi ini disebut juga karangan narasi sugestif /imajinatif .

* 5 Komponen Prosa lama :
a. Deskripsi yang jelas dan panjang mengenai hal-hal fantastis yg terpusat .
b. Banyak unsur bahasa asing sebagai akibat dari pengaruh agama hindu dan islam .
c. Tanggal dan nama pengarang tidak tertulis .
d. Khusus prosa narasi ygmendapat pengaruh islam .
e. Biasanya kisah beredar dari mulut ke mulut tidak ada dokumentasi yg jelas .


* 5 Komponen Prosa baru:
a. Tanggal dan nama pengarang tertulis .
b.  Berdasarkan fakta dari masyrakat sekitar .
c. Tidak beredar dari mulut ke mulut melainkan ada dokumentasi yg jelas .
d. Pengaruh terhadap kebudayaan masa lampau sedikit .
e. tidak terlalu menggunakan bahasa asing .

* Berikut contoh karya sastra :
1. sejarah(prosa lama).
2. Novel (prosa baru ).
3. Dongeng (prosa lama).
4. Puisi .

* Puisi : ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenal kehidupan manusia , alam , dan tuhan melalui bahasa yg artistic / estetic , yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katamya .

*kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1. Figura bahasa.
2. kata -kata yg bermakna ganda .
3. kata-kata berjiwa .
4. kata-kata yg sudah diberi nilai,rasa dan asosiasi -asosiasi tertentu .

*Alasan yg mendasari penyajian pada perkuliahan IBD adalah
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
2. Puisi dan keinsyafan / kesadaran individual.
3. Puisi dan keinsyafan sosial.

Contoh Puisi :
SAHABAT BIRU
Oleh Maulidiah Nurdwiningrum

Semua terjadi begitu indah
waktu tersa begitu cepat berlalubagai kilat yang menyambar sekejap mata
3 tahun tlah berlalu
diawali seragam merah putih
dijalani seragam putih biru
kini putih biru kan terlepas
pertanda perpisahan kan menyertai

Berat rasa hati ini tuk berpisah dengan sahabat biru
namun jalan tlah siapkan
bintang di masa depan
menanti sampai kapan tuk berjabat teman sekolah biru

Contoh prosa fiksi :

SERIBU KUNANG-KUNANG DI MANHATTAN
Cerpen : Umar Kayam

Mereka duduk bermalas-malasan di sofa. Marno dengan segelas scotch dan Jane dengan segelas martini. Mereka sama-sama memandang ke luar jendela.
“Bulan itu ungu, Marno.”
“Kau tetap hendak memaksaku untuk percaya itu ?”
“Ya, tentu saja, Kekasihku. Ayolah akui. Itu ungu, bukan?”
“Kalau bulan itu ungu, apa pula warna langit dan mendungnya itu?”
“Oh, aku tidak ambil pusing tentang langit dan mendung. Bulan itu u-ng-u! U-ng-u! Ayolah, bilang, ungu!”
“Kuning keemasan!”
“Setan! Besok aku bawa kau ke dokter mata.”
Marno berdiri, pergi ke dapur untuk menambah air serta es ke dalam gelasnya, lalu dia duduk kembali di sofa di samping Jane. Kepalanya sudah terasa tidak betapa enak.

“Marno, Sayang.”
“Ya, Jane.”
“Bagaimana Alaska sekarang?”
“Alaska? Bagaimana aku tahu. Aku belum pernah ke sana.”
“Maksudku hawanya pada saat ini.”
“Oh, aku kira tidak sedingin seperti biasanya. Bukankah di sana ada summer juga seperti di sini?”
“Mungkin juga. Aku tidak pernah berapa kuat dalam ilmu bumi. Gambaranku tentang Alaska adalah satu padang yang amat l-u-a-s dengan salju, salju dan salju.Lalu di sana-sini rumah-rumah orang Eskimo bergunduk-gunduk seperti es krim panili.”
“Aku kira sebaiknya kau jadi penyair, Jane. Baru sekarang aku mendengar perumpamaan yang begitu puitis. Rumah Eskimo sepeti es krim panili.”
“Tommy, suamiku, bekas suamiku, suamiku, kautahu …. Eh, maukah kau membikinkan aku segelas ….. ah, kau tidak pernah bisa bikin martini. Bukankah kau selalu bingung, martini itu campuran gin dan vermouth atau gin dan bourbon? Oooooh, aku harus bikin sendiri lagi ini …. Uuuuuup ….”
Dengan susah payah Jane berdiri dan dengan berhati-hati berjalan ke dapur. Suara gelas dan botol beradu, terdengar berdentang-dentang.
Dari dapur, “bekas suamiku, kautahu ….. Marno, Darling.”
“Ya, ada apa dengan dia?”
“Aku merasa dia ada di Alaska sekarang.”
Pelan-pelan Jane berjalan kembali ke sofa, kali ini duduknya mepet Marno.
“Di Alaska. Coba bayangkan, di Alaska.”
“Tapi Minggu yang lalu kaubilang dia ada di Texas atau di Kansas. atau mungkin di Arkansas.”
“Aku bilang, aku me-ra-sa Tommy berada di Alaska.”
“Oh.”
“Mungkin juga dia tidak di mana-mana.”
Marno berdiri, berjalan menuju ke radio lalu memutar knopnya. Diputar-putarnya beberapa kali knop itu hingga mengeluarkan campuran suara-suara yang aneh. Potongan-potongan lagu yang tidak tentu serta suara orang yang tercekik-cekik. Kemudian dimatikannya radio itu dan dia duduk kembali di sofa.
“Marno, Manisku.”
“Ya, Jane.”
“Bukankah di Alaska, ya, ada adat menyuguhkan istri kepada tamu?”
“Ya, aku pernah mendengar orang Eskimo dahulu punya adat-istiadat begitu. Tapi aku tidak tahu pasti apakah itu betul atau karangan guru antropologi saja.”
“Aku harap itu betul. Sungguh, Darling, aku serius. Aku harap itu betul.”
“Kenapa?”
“Sebab, seee-bab aku tidak mau Tommy kesepian dan kedinginan di Alaska. Aku tidak maaau.”
“Tetapi bukankah belum tentu Tommy berada di Alaska dan belum tentu pula sekarang Alaska dingin.”
Jane memegang kepala Marno dan dihadapkannya muka Marno ke mukanya. Mata Jane memandang Marno tajam-tajam.
“Tetapi aku tidak mau Tommy kesepian dan kedinginan! Maukah kau?”
Marno diam sebentar. Kemudian ditepuk-tepuknya tangan Jane.
“Sudah tentu tidak, Jane, sudah tentu tidak.”
“Kau anak yang manis, Marno.”
Marno mulai memasang rokok lalu pergi berdiri di dekat jendela. Langit bersih malam itu, kecuali di sekitar bulan. Beberapa awan menggerombol di sekeliling bulan hingga cahaya bulan jadi suram karenanya. Dilongokknannya kepalanya ke bawah dan satu belantara pencakar langit tertidur di bawahnya. Sinar bulan yang lembut itu membuat seakan-akan bangunan-bangunan itu tertidur dalam kedinginan. Rasa senyap dan kosong tiba-tiba terasa merangkak ke dalam tubuhnya.
“Marno.”
“Ya, Jane.”
“Aku ingat Tommy pernah mengirimi aku sebuah boneka Indian yang cantik dari Oklahoma City beberapa tahun yang lalu. Sudahkah aku ceritakan hal ini kepadamu?”
“Aku kira sudah, Jane. Sudah beberapa kali.”
“Oh.”
Jane menghirup martini-nya empat hingga lima kali dengan pelan-pelan. Dia sendiri tidak tahu sudah gelas yang keberapa martini dipegangya itu.
Lagi pula tidak seorang pun yang memedulikan.
“Eh, kau tahu, Marno?”
“Apa?”
“Empire State Building sudah dijual.”
“Ya, aku membaca hal itu di New York Times.”
“Bisakah kau membayangkan punya gedung yang tertinggi di dunia?”
“Tidak. Bisakah kau?”
“Bisa, bisa.”
“Bagaimana?”
“Oh, tak tahulah. Tadi aku kira bisa menemukan pikiran-pikiran yang cabul dan lucu. Tapi sekarang tahulah ….”
Lampu-lampu yang berkelipan di belantara pencakar langit yang kelihatan dari jendela mengingatkan Marno pada ratusan kunang-kunang yang suka bertabur malam-malam di sawah embahnya di desa.
“Oh, kalau saja …..”
“Kalau saja apa, Kekasihku?”
“Kalau saja ada suara jangkrik mengerik dan beberapa katak menyanyi dari luar sana.”
“Lantas?”
“Tidak apa-apa. Itu kan membuat aku lebih senang sedikit.”
“Kau anak desa yang sentimental!”
“Biar!”
Marno terkejut karena kata “biar” itu terdengar keras sekali keluarnya.
“Maaf, Jane. Aku kira scotch yang membuat itu.”
“Tidak, Sayang. Kau merasa tersinggung. Maaf.”
Marno mengangkat bahunya karena dia tidak tahu apa lagi yang mesti diperbuat dengan maaf yang berbalas maaf itu.
Sebuah pesawat jet terdengar mendesau keras lewat di atas bangunan apartemen Jane.
“Jet keparat!”
Jane mengutuk sambil berjalan terhuyung ke dapur. Dari kamar itu Marno mendengar Jane keras-keras membuka kran air. Kemudian dilihatnya Jane kembali, mukanya basah, di tangannya segelas air es.
“Aku merasa segar sedikit.”
Jane merebahkan badannya di sofa, matanya dipejamkan, tapi kakinya disepak-sepakkannya ke atas. Lirih-lirih dia mulai menyanyi : deep blue sea, baby, deep blue sea, deep blue sea, baby, deep blue sea ……
“Pernahkah kau punya keinginan, lebih-lebih dalam musim panas begini, untuk telanjang lalu membiarkan badanmu tenggelam dalaaammm sekali di dasar laut yang teduh itu, tetapi tidak mati dan kau bisa memandang badanmu yang tergeletak itu dari dalam sebuah sampan?”
“He? Oh, maafkan aku kurang menangkap kalimatmu yang panjang itu. Bagaimana lagi, Jane?”
“Oh, lupakan saja. Aku Cuma ngomong saja. Deep blue sea, baby, deep blue, deep blue sea, baby, deep blue sea ….”
“Marno.”
“Ya.”
“Kita belum pernah jalan-jalan ke Central Park Zoo, ya?”
“Belum, tapi kita sudah sering jalan-jalan ke Park-nya.”
“Dalam perkawinan kami yang satu tahun delapan bulan tambah sebelas hari itu, Tommy pernah mengajakku sekali ke Central Park Zoo. Ha, aku ingat kami berdebat di muka kandang kera. Tommy bilang chimpansee adalah kera yang paling dekat kepada manusia, aku bilang gorilla. Tommy mengatakan bahwa sarjana-sarjana sudah membuat penyelidikan yang mendalam tentang hal itu, tetapi aku tetap menyangkalnya karena gorilla yang ada di muka kami mengingatkan aku pada penjaga lift kantor Tommy. Pernahkah aku ceritakan hal ini kepadamu?”
“Oh, aku kira sudah, Jane. Sudah beberapa kali.”
“Oh, Marno, semua ceritaku sudah kau dengar semua. Aku membosankan, ya, Marno? Mem-bo-san-kan.”
Marno tidak menjawab karena tiba-tiba saja dia merasa seakan-akan istrinya ada di dekat-dekat dia di Manhattan malam itu. Adakah penjelasannya bagaimana satu bayang-bayang yang terpisah beribu-ribu kilometer bisa muncul begitu pendek?
“Ayolah, Marno. Kalau kau jujur tentulah kau akan mengatakan bahwa aku sudah membosankan. Cerita yang itu-itu saja yang kau dengar tiap kita ketemu. Membosankan, ya? Mem-bo-san-kan!”
“Tapi tidak semua ceritamu pernah aku dengar. Memang beberapa ceritamu sudah beberapa kali aku dengar.”
“Bukan beberapa, Sayang. Sebagian besar.”
“Baiklah, taruhlah sebagian terbesar sudah aku dengar.”
“Aku membosankan jadinya.”
Marno diam tidak mencoba meneruskan. Disedotnya rokoknya dalam-dalam, lalu dihembuskannya lagi asapnya lewat mulut dan hidungnya.
“Tapi Marno, bukankah aku harus berbicara? Apa lagi yang bisa kukerjakan kalau aku berhenti bicara? Aku kira Manhattan tinggal tinggal lagi kau dan aku yang punya. Apalah jadinya kalau salah seorang pemilik pulau ini jadi capek berbicara? Kalau dua orang terdampar di satu pulau, mereka akan terus berbicara sampai kapal tiba, bukan?”
Jane memejamkan matanya dengan dadanya lurus-lurus telentang di sofa. Sebuah bantal terletak di dadanya. Kemudian dengan tiba-tiba dia bangun, berdiri sebentar, lalu duduk kembali di sofa.
“Marno, kemarilah, duduk.”
“Kenapa? Bukankah sejak sore aku duduk terus di situ.”
“Kemarilah, duduk.”
“Aku sedang enak di jendela sini, Jane. Ada beribu kunang-kunang di sana.”
“Kunang-kunang?”
“Ya.”
“Bagaimana rupa kunang-kunang itu? Aku belum pernah lihat.”
“Mereka adalah lampu suar kecil-kecil sebesar noktah.”
“Begitu kecil?”
“Ya. Tetapi kalau ada beribu kunang-kunang hinggap di pohon pinggir jalan, itu bagaimana?”
“Pohon itu akan jadi pohon-hari-natal.”
“Ya, pohon-hari-natal.”
Marno diam lalu memasang rokok sebatang lagi. Mukanya terus menghadap ke luar jendela lagi, menatap ke satu arah yang jauh entah ke mana.
“Marno, waktu kau masih kecil ….. Marno, kau mendengarkan aku, kan?”
“Ya.”
“Waktu kau masih kecil, pernahkah kau punya mainan kekasih?”
“Mainan kekasih?”
“Mainan yang begitu kau kasihi hingga ke mana pun kau pergi selalu harus ikut?”
“Aku tidak ingat lagi, Jane. Aku ingat sesudah aku agak besar, aku suka main-main dengan kerbau kakekku, si Jilamprang.”
“Itu bukan mainan, itu piaraan.”
“Piaraan bukankah untuk mainan juga?”
“Tidak selalu. Mainan yang paling aku kasihi dahulu adalah Uncle Tom.”
“Siapa dia?”
“Dia boneka hitam yang jelek sekali rupanya. Tetapi aku tidak akan pernah bisa tidur bila Uncle Tom tidak ada di sampingku.”
“Oh, itu hal yang normal saja, aku kira. Anakku juga begitu. Punya anakku anjing-anjingan bernama Fifie.”
“Tetapi aku baru berpisah dengan Uncle Tom sesudah aku ketemu Tommy di High School. Aku kira, aku ingin Uncle Tom ada di dekat-dekatku lagi sekarang.”
Diraihnya bantal yang ada di sampingnya, kemudian digosok-gosokkannya pipinya pada bantal itu. Lalu tiba-tiba dilemparkannya lagi bantal itu ke sofa dan dia memandang kepala Marno yang masih bersandar di jendela.
“Marno, Sayang.”
“Ya.”
“Aku kira cerita itu belum pernah kaudengar, bukan ?”
“Belum, Jane.”
“Bukankah itu ajaib? Bagaimana aku sampai lupa menceritakan itu sebelumnya.”
Marno tersenyum
“Aku tidak tahu, Jane.”
“Tahukah kau? Sejak sore tadi baru sekarang kau tersenyum. Mengapa?”
Marno tersenyum
“Aku tidak tahu, Jane. Sungguh.”
Sekarang Jane ikut tersenyum.
“Oh, ya, Marno, manisku. Kau harus berterima kasih kepadaku. Aku telah menepati janjiku.”
“Apakah itu, Jane?”
“Piyama. Aku telah belikan kau piyama, tadi. Ukuranmu medium-large, kan? Tunggu, ya ……”
Dan Jane, seperti seekor kijang yang mendapatkan kembali kekuatannya sesudah terlalu lama berteduh, melompat-lompat masuk ke dalam kamarnya. Beberapa menit kemudian dengan wajah berseri dia keluar kembali dengan sebuah bungkusan di tangan.
“Aku harap kausuka pilihanku.”
Dibukanya bungkusan itu dan dibeberkannya piyama itu di dadanya.
“Kausuka dengan pilihanku ini?”
“Ini piyama yang cantik, Jane.”
“Akan kau pakai saja malam ini. Aku kira sekarang sudah cukup malam untuk berganti dengan piyama.”
Marno memandang piyama yang ada di tangannya dengan keraguan.
“Jane.”
“Ya, Sayang.”
“Eh, aku belum tahu apakah aku akan tidur di sini malam ini.”
“Oh? Kau banyak kerja?”
“Eh, tidak seberapa sesungguhnya. Cuma tak tahulah ….”
”Kaumerasa tidak enak badan?”
“Aku baik-baik saja. Aku …. eh, tak tahulah, Jane.”
“Aku harap aku mengerti, Sayang. Aku tak akan bertanya lagi.”
“Terima kasih, Jane.”
“Terserahlah. Cuma aku kira, aku tak akan membawanya pulang.”
“Oh”.
Pelan-pelan dibungkusnya kembali piyama itu lalu dibawanya masuk ke dalam kamarnya. Pelan-pelan Jane keluar kembali dari kamarnya.
“Aku kira, aku pergi saja sekarang, Jane.”
“Kau akan menelpon aku hari-hari ini, kan?”
‘Tentu, Jane.”
“Kapan, aku bisa mengharapkan itu?
“Eh, aku belum tahu lagi, Jane. Segera aku kira.”
“Kautahu nomorku kan? Eldorado”
“Aku tahu, Jane.”
Kemudian pelan-pelan diciumnya dahi Jane, seperti dahi itu terbuat dari porselin. Lalu menghilanglah Marno di balik pintu, langkahnya terdengar sebentar dari dalam kamar turun tangga.
Di kamarnya, di tempat tidur sesudah minum beberapa butir obat tidur, Jane merasa bantalnya basah.


==========================================================

http://abiyogaarinugroho.blogspot.com/2015/03/ilmu-budaya-dasar.html
http://abiyogaarinugroho.blogspot.com/2015/04/3-konsepsi-ibd-dalam-kesusastraan.html
http://ekastamaharani.blogspot.com/p/ruang-kajian-prosa-fiksi.html